Pemodelan Matematika
dari Situasi Kehidupan Nyata
Jika
tujuan dari pembelajaran matematika ingin agar siswa dapat
me-matematisasi keadaan nyata disekitar mereka, maka situasi sebagai
potensi untuk mengembangkan kemampuan matematisasi kejadian nyata
perlu di desain dengan hati – hati. Usaha untuk mendorong siswa
menjadi sumber belajar matematika, dengan kata lain siswa menganggap
diri mereka sebagai matematikawan maka kita sebagai guru dalam
pembelajaran matematika perlu menyertakan atau melibatkan mereka
dalam menemukan suatu konsep matematika sehingga mereka akan lebih
paham dengan pemahaman mereka masing – masing.
Secara
terus menerus, kita sebagai guru harus menjelaskan kepada siswa,
terutama pada siswa sekolah dasar dan menengah pertama bahwa
matematika itu sangat nyata, disetiap kehidupan kita mengandung makna
matematika. Dengan demikian akan memunculkan semangat dan minat siswa
dalam mempelajari matematika karena matematka tidak lepas dari
kehidupan disekitar siswa. Beberapa contoh yang sangat sederhana
mengenai konsep matematika dikehidupan kita sehari – hari antara
lain seperti beberapa nomor atau angka pada suatu tanda, pada nomor
telepon, pada alamat rumah. Selain itu kita juga bisa melihat konsep
matematika bentuk geometri pada bentuk hidangan atau makanan, cangkir
atau mangkok, kotak dan benda benda lainnya disekitar kita. Sehingga
secara umum bahwa matematika itu nyata.
Situasi
atau keadaan yang mungkin bisa dimatematisasi oleh siswa setidaknya
mengandung tiga komponen berikut, yatiu :
- Kemungkinan atau potensi situasi untuk dijadikan model matematika harus ada
Sebagai
contoh perjalanan bus dan kereta yang mana berapa orang yang naik dan
yang turun dapat dimodelkan dalam matematika sebagai penjumlahan dan
pengurangan. Kemudian masalah Toko kelontong dan toko eceran, ini
bisa dimodelkan matematika dengan mengumpulkan data , misal harga
pembelian, harga penjualan, untung, rugi suatu barang , kemudian ada
suatu masalah misal tentang berapa harga satu barang tersebut maka
masalah ini perlu diselesaikan dengan memodelkan dahulu kedalam
bentuk matematika. Jadi secara umum hampir semua situasi bisa
dimodelkan dalam bentuk matematika.
- Situasi atau keadaan nyata tersebut harus berkaitan dengan kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari siswa, sehingga mereka tahu apa yang sedang dilakukan.
Situasi
nyata tidak boleh jauh dari kehidupan sehari – hari siswa, ini
dimaksudkan agar siswa tidak bingung dengan apa yang mereka kerjakan.
Sebagai contoh seorang siswa menggambar kalung dengan dua puluh dua
(22) manik – manik sekaligus menentukan uang koin yang dapat
digunakan untuk membeli kalung tersebut, yaitu dengan menggambarkan
bentuk uang koin dan harga kalung tersebut secara matematis disertai
dengan alasannya.
- Situasi harus mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan, memahami suatu pola, bertanya mengapa dan kenapa sesuatu itu terjadi. Jadi disini ditekankan Inquiry atau penemuan terhadapa situasi nyata untuk dimatematisasi kan. Pertanyaan penemuan dapat muncul melalui interaksi dengan dunia disekitar kita, dari mencari suatu hubungan, dari percobaan menyelesaikan suatu masalah. Sehingga ketika masalah sudah dipahami, itu dapat dijadikan dasar sebagai pemodelan matematika.
Sumber :
Sebuah tulisan yang berjudul “ Finding Situation for
Mathematizing “ dari subbab “Mathematics” or
“Mathematizing “ ?
Ditulis
kembali oleh : Insan Agung Nugroho, Pendidikan Matematika
Fakultas Sain dan Teknologi , UIN Sunan Kalijaga.
No comments:
Post a Comment