Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Prof Marsigit MA.
Pertemuan 8- Pertanyaan Filsafat
Oleh : Insan Agung Nugroho/PmC 2017
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakhaatu
Pada pertemuan ke 8 perkuliahan filsafat ilmu, pada hari selasa
dari pukul 07.30-09.15, diruang 5.01.13, Prof Marsigit mengawali dengan berdoa
sesuai kepercayaan masing-masing. Selanjutny Prof membuka pertanyaan kepada
mahasiswa yang ingin bertanya.
Pertanyaan dari saudari Nurika “ Bagaimana tanggapan Prof mengenai
salah seorang dai nasional, ustadz Felix siaw yang diusir oleh warga melalui
kepolisian ketika mengadakan pengajian di Bangil?”
Tanggapan Prof Marsigit,” Hal tersebut bukanlah fenomena yang luar
biasa, tetapi hal yang wajar, karena memang manusia diciptakan
bergolong-golong, bahkan sudah disebutkan dalam nash. Masing-masing kelompok,
agama, atau keolompok apapun tidak dapat dielakkan mereka mmpunyai ego
masing-masing. Hal tersebut bukanlah menjadi permasalahan hal agama secara
prinsip, tetapi hanya permasalahan dalam hal cabang agama. Dengan demikian,
masing-masing masih mempunyai ego pribadi yang sangat tinggi”.
Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai penokohan, bahwa dalam
menokohkan seseorang harus paham dulu dunianya terlebih dahulu. Sebagai cntoh,
Heigel yang merupakan jembatan antara filsafat ke politik, karena Heigelian ada
dipersimangan antara komunis dan capital. Jika tokoh filsafat dengan ideology komunisnya
yaitu karl max, yang kemudian menjadi salah satu tokoh inspirasi dari PKI di
Indonesia. Adalagi paham filsafat yang tidak percaya hal goib, tetapi percaya
pada hal yang berbau sains, sperti alien.Paham ini disebut paham cosmicisme,
sejalan dengan komunis, cosmicisme juga tida mempercayai adanya Tuhan. Sebagai
contoh, Rusia yang mengembangkan pesawat ruang angkasa untuk menjelajah angkasa
dan mencari keberadaan Tuhan.
Pertanyaan lain datang mahasiswa, “bagaimana peran filsafat dalam
mensukseskan nterview sebuah pekerjaan “
Tanggapan prof Marsigit” filsafat itu malah menghambat proses
interview, karena filsafat berentangan dengan kemauan suatu perusahaan yang
melakukan interview. Filsafaft memiliki peran dalam mengolah pikiran, artinya
memerdekakan diri, berpikir sesuai kemauannya, bukan kemauan perusahaan. Dalam
proses interview, kita harus berpikir sesuai kemauan peng interview, artinya
tidak merdeka pikiran kita.”
Pertanyaan lain mengenai metode saintifik, apakah bisa diterapkan
dalam setiap pembelajaran ?
Tanggapan Prof “ bahwa menrut filsafat metode saintifik tidak bisa
diterapkan ke semua pembelajaran, apalagi jika harus dikaitkan dengan kehidupan
nyata. Metode saintifik itu bersifat merangkum secara umum”.
Pertanyaa lain dari mahasiswa “ bagaimana hubungan filsafat dan
agama?”
Prof Marsigit menanggapi bahwa filsafat itu dipikirkan, sedangkan
agama itu dyakini dalam hati. Jangan sampai terbalik, agama dipikirkan, secara
akal akan kesulitan menentukan bahwa Tuhan itu ada, maka lahirlah paham
ateisme. Filsafat juga jangan diyakini, karena tidak aka nada ilmu filsafat,
filsafat itu ada untuk melatih cara berpikir, olah piker.
Demikian refleksi perkuliahan filsafat ilmu, kemudian ditutup oleh
Prof dengan bersama membaca doa.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi. Wabarakhaatu
No comments:
Post a Comment