Thursday 5 October 2017

Refleksi FIlsafat Ilmu - Makna Filsafat



Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Prof Marsigit MA.
Pertemuan 1- Makna Filsafat
Oleh : Insan Agung Nugroho/PmC 2017
Assalamualaikum wr.wb
Pertemuan pertama perkuliahan mata kuliah filsafat ilmu dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. di laksanakan hari Selasa tanggal 5 September 2017 pukul 07.30 s.d. 09.10 berada Gedung baru Pascasarjana. Beliau memulai pertemuannya dengan berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Untuk yang beragama islam diminta membaca surat Al Fatihah dan yang lain menyesuaikan.
Pada pertemua pertama ini beliau mulai juga dengan perkenalan diri. Nama lengkap beliau Prof Marsigit MA, beliau berasal dari Gombong, Kebumen. Setelah itu beliau mulai berkenalan dengan kami satu persatu, dari nama lengkap, asal rumah, dan asal perguruan tinggi S1. Setelah itu beliau lanjutkan dengan memberi informasi terkait silabus, yang dapat dilihat di  http://uny.academia.edu/MarsigitHrd,
Setelah itu beliau juga menjelaskan metode perkuliahan, dengan tatap muka, baca blog, berikan komentar, dan membuat refleksi pertemuan. Blog beliau di powermathemathics.blogspot.co.id berisi lebih dari 500 artikel yang bervaariasi, dan isi pikiran beliau tersaji dalam artikel-artikel tersebut.
Beliau menjelaskan tingkatan ilmu filsafat, mulai dari yang bersifat materil atau fisik sampai pada tingkatan spiritual. Kemudian beliau menjelaskan tentang ikhtiar dan doa, bahwa dengan ikhtiar dan doa maka urusan menjadi lebih baik. Doa itu hendaklah dilakukan secara terus-menerus dan setiap kita melakukan sesuatu haruslah berdoa. Dalam filsafat ilmu, kita boleh berpendapat apa saja tentang filsafat. Menurut para filsuf, menurut kita, atau siapapun, bahkan menurut orang awam pun juga bisa, karena setiap orang memiliki hak dalam berpendapat.
Sebagai contoh, Filsafat itu sulit dimengerti, banyak istilah-istilah dalam filsafat yang beragam, istilah-istilah yang sering digunakan, istilah yang populer, istilah yang strategis, dan lain sebagainya. Artinya segala sesuatu mempunyai landasan yang digunakan dalam berpijak, bahkan kita berbicara harus punya landasan, kita melakukan perkuliahan ada landasannya.
Landasan yang paling kokoh dan paling hakiki adalah landasan spiritual atau landasan agama. Jangan sampai kita berpikir tanpa landasan, itu berbahaya. Kalau tidak ada landasan maka tidak ada yang mengikat. Ibarat sebuah layang-layang kalau tidak diikat akan pergi kemana-mana atau bahkan hilang tidak akan bisa kembali. Negara juga harus mempunyai landasan, yaitu Pancasila, berasaskan Bhineka Tunggal Ika.
Setelah itu beliau juga menjelaskan tentang tugas rutin yang harus dikerjakan oleh mahasiswa, yaitu membuat komen di blog beliau, jumlah komen akan menentukan nilai akhir dari perkulaiahan filsafat. Dengan banyak membaca, maka dengan sendirinya akan semakin memhaami filsafat. Selain itu beliau juga memberikan tugas untuk membuat 5 pertanyaan bebas, tentang kehidupan dan dikumpulkan pekan selanjutnya.
Selanjutnya beliau menjelaskan tentang paradgimapa itu paradigm? Paradigma bersifat konstruktif, membangun hidup, kepercayaan, dunia, akhirat, kesehatan, rumus, teori, dan lainnya. Sesuatu yang paling penting adalah membangunkan dirinya sendiri untuk sendiri, bukan justru dibangunkan. Saya menggunakan paradigma yang membangun. Semuanya itu membangun, bisa dipakai pada hal apapun. Membangun keluarga, membangun pengetahuan, membangun empati, membangun kepercayaan, membangun dunia, membangun akhirat, membangun rumah tangga, membangun ekonomi, membangun sukses, membangun rumah, membangun spiritual. Dari ujung dunia membangun dapat diterapkan pada semuanya. Sebenar-benarnya membangun yang bermakna jika engkau sendirilah yang berbuat, orang lain hanya bersifat membantu, bekerja sama dengan orang lain.
Pradigma konstruktif juga dapat diartikan sebagai memberi, bukan diberi. Menggunakan paradigma konstruktif itu tidak bisa diwakili. Termasuk filsafat, hanya diri sendirilah yang dapat membangunnya. Oleh karena itu, fungsi saya didepan bukan pemberi tetapi fasilitator atau pembantu. Sebenar-benar ilmu adalah kacaunya pikiran. Jadi kalau  belajar filsafat disini siaplah jika pikirannya menjadi kacau, tetapi jangan hatinya yang kacau.
Seseorang yang mampu membedakan kacau hati dan kacau pikirannya, maka dia adala seorang profesional. Kalau orang awam yang tidak tahu, saat pikirannya kacau pasti hatinya ikut kacau. Berarti dia tidak profesional. Seseorang pemimpin harus dapat membedakan kacaunya hati atau kacaunya pikiran. Panas pikiran tetapi hatinya tetap dingin. Oleh karena itu sebenar-benarnya filsafat adalah dirimu sendiri bukan orang lain.
Ilmu adalah pertanyaan,  kuliah ini adalah pertanyaan, segala hal yang ada dan yang mungkin ada bisa ditanyakan. Segala hal yang masih dpikiran, maka akan menjadi ilmu dunia, sedangkan segala hal yang hanya ada dalam hati, maka itu keyakinan.  Dari paradigma membangun tadi saya tidak pernah mengadakan ujian. Maka dari itu saya minta kalian untuk membaca. Sebanyak-banyaknya anda membaca, itulah filsafatmu. Filsafat adalah olah piker, tetapi berfikir belum tentu berfilsafat. Maka dari itu saya tidak akan pernah menyalahkan pendapatmu, karena itu juga salah satu proses membangun.
Beliau kemudian menutup sesi perkuliahan dengan beberapa pesan untuk dapat membaca sebanyak-banyaknya, berkarya, dan memberikann yang terbaik dari doa dan ikhtiar. Pertemuan di akhiri dengan membaca Alhamdulillah dan doa penutup sesuai kepercayaan masing-masing.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

No comments:

Post a Comment

Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu-Etik dan Estetika Pertunjukan Wayang

Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Prof Marsigit MA. Etik dan Estetika Pertunjukan Wayang Oleh : Insan Agung Nugroho/PmC 2017 Ass...