Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Prof Marsigit MA.
Pertemuan 1- Makna Filsafat
Oleh : Insan Agung Nugroho/PmC 2017
Assalamualaikum
wr.wb
Pertemuan
pertama perkuliahan mata kuliah filsafat ilmu dengan dosen pengampu Prof. Dr.
Marsigit, M.A. di laksanakan hari Selasa tanggal 5 September 2017 pukul 07.30
s.d. 09.10 berada Gedung baru Pascasarjana. Beliau memulai pertemuannya dengan
berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Untuk yang beragama
islam diminta membaca surat Al Fatihah dan yang lain menyesuaikan.
Pada
pertemua pertama ini beliau mulai juga dengan perkenalan diri. Nama lengkap
beliau Prof Marsigit MA, beliau berasal dari Gombong, Kebumen. Setelah itu
beliau mulai berkenalan dengan kami satu persatu, dari nama lengkap, asal
rumah, dan asal perguruan tinggi S1. Setelah itu beliau lanjutkan dengan
memberi informasi terkait silabus, yang dapat dilihat di http://uny.academia.edu/MarsigitHrd,
Setelah itu
beliau juga menjelaskan metode perkuliahan, dengan tatap muka, baca blog,
berikan komentar, dan membuat refleksi pertemuan. Blog beliau di powermathemathics.blogspot.co.id berisi
lebih dari 500 artikel yang bervaariasi, dan isi pikiran beliau tersaji dalam artikel-artikel
tersebut.
Beliau
menjelaskan tingkatan ilmu filsafat, mulai dari yang bersifat materil atau
fisik sampai pada tingkatan spiritual. Kemudian beliau menjelaskan tentang
ikhtiar dan doa, bahwa dengan ikhtiar dan doa maka urusan menjadi lebih baik. Doa itu hendaklah dilakukan secara terus-menerus dan setiap
kita melakukan sesuatu haruslah berdoa. Dalam filsafat ilmu, kita boleh berpendapat
apa saja tentang filsafat. Menurut para filsuf, menurut kita, atau siapapun,
bahkan menurut orang awam pun juga bisa, karena setiap orang memiliki hak dalam
berpendapat.
Sebagai
contoh, Filsafat itu sulit dimengerti, banyak istilah-istilah dalam filsafat
yang beragam, istilah-istilah yang sering digunakan, istilah yang populer,
istilah yang strategis, dan lain sebagainya. Artinya segala sesuatu mempunyai
landasan yang digunakan dalam berpijak, bahkan kita berbicara harus punya
landasan, kita melakukan perkuliahan ada landasannya.
Landasan
yang paling kokoh dan paling hakiki adalah landasan spiritual atau landasan
agama. Jangan sampai kita berpikir tanpa landasan, itu berbahaya. Kalau tidak
ada landasan maka tidak ada yang mengikat. Ibarat sebuah layang-layang kalau
tidak diikat akan pergi kemana-mana atau bahkan hilang tidak akan bisa kembali.
Negara juga harus mempunyai landasan, yaitu Pancasila, berasaskan Bhineka
Tunggal Ika.
Setelah
itu beliau juga menjelaskan tentang tugas rutin yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa, yaitu membuat komen di blog beliau, jumlah komen akan menentukan
nilai akhir dari perkulaiahan filsafat. Dengan banyak membaca, maka dengan
sendirinya akan semakin memhaami filsafat. Selain itu beliau juga memberikan
tugas untuk membuat 5 pertanyaan bebas, tentang kehidupan dan dikumpulkan pekan
selanjutnya.
Selanjutnya
beliau menjelaskan tentang paradgimapa itu paradigm? Paradigma
bersifat konstruktif, membangun hidup, kepercayaan, dunia, akhirat, kesehatan,
rumus, teori, dan lainnya. Sesuatu yang paling penting adalah membangunkan
dirinya sendiri untuk sendiri, bukan justru dibangunkan. Saya menggunakan paradigma yang membangun. Semuanya itu
membangun, bisa dipakai pada hal apapun. Membangun keluarga, membangun
pengetahuan, membangun empati, membangun kepercayaan, membangun dunia,
membangun akhirat, membangun rumah tangga, membangun ekonomi, membangun sukses,
membangun rumah, membangun spiritual. Dari ujung dunia membangun dapat
diterapkan pada semuanya. Sebenar-benarnya membangun yang bermakna jika engkau
sendirilah yang berbuat, orang lain hanya bersifat membantu, bekerja sama
dengan orang lain.
Pradigma
konstruktif juga dapat diartikan sebagai memberi, bukan diberi. Menggunakan
paradigma konstruktif itu tidak bisa diwakili. Termasuk filsafat, hanya diri
sendirilah yang dapat membangunnya. Oleh karena itu, fungsi saya didepan bukan
pemberi tetapi fasilitator atau pembantu. Sebenar-benar ilmu adalah kacaunya
pikiran. Jadi kalau belajar filsafat
disini siaplah jika pikirannya menjadi kacau, tetapi jangan hatinya yang kacau.
Seseorang
yang mampu membedakan kacau hati dan kacau pikirannya, maka dia adala seorang
profesional. Kalau orang awam yang tidak tahu, saat pikirannya kacau pasti
hatinya ikut kacau. Berarti dia tidak profesional. Seseorang pemimpin harus
dapat membedakan kacaunya hati atau kacaunya pikiran. Panas pikiran tetapi
hatinya tetap dingin. Oleh karena itu sebenar-benarnya filsafat adalah dirimu
sendiri bukan orang lain.
Ilmu
adalah pertanyaan, kuliah ini adalah
pertanyaan, segala hal yang ada dan yang mungkin ada bisa ditanyakan. Segala
hal yang masih dpikiran, maka akan menjadi ilmu dunia, sedangkan segala hal
yang hanya ada dalam hati, maka itu keyakinan. Dari paradigma membangun tadi saya tidak
pernah mengadakan ujian. Maka dari itu saya minta kalian untuk membaca.
Sebanyak-banyaknya anda membaca, itulah filsafatmu. Filsafat adalah olah piker,
tetapi berfikir belum tentu berfilsafat. Maka dari itu saya tidak akan pernah
menyalahkan pendapatmu, karena itu juga salah satu proses membangun.
Beliau
kemudian menutup sesi perkuliahan dengan beberapa pesan untuk dapat membaca
sebanyak-banyaknya, berkarya, dan memberikann yang terbaik dari doa dan
ikhtiar. Pertemuan di akhiri dengan membaca Alhamdulillah dan doa penutup
sesuai kepercayaan masing-masing.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
No comments:
Post a Comment