Saturday 23 December 2017

Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu-Pertanyaan Filsafat



Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Prof Marsigit MA.
Pertemuan 8- Pertanyaan Filsafat
Oleh : Insan Agung Nugroho/PmC 2017
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakhaatu
Pada pertemuan ke 8 perkuliahan filsafat ilmu, pada hari selasa dari pukul 07.30-09.15, diruang 5.01.13, Prof Marsigit mengawali dengan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Selanjutny Prof membuka pertanyaan kepada mahasiswa yang ingin bertanya.
Pertanyaan dari saudari Nurika “ Bagaimana tanggapan Prof mengenai salah seorang dai nasional, ustadz Felix siaw yang diusir oleh warga melalui kepolisian ketika mengadakan pengajian di Bangil?”
Tanggapan Prof Marsigit,” Hal tersebut bukanlah fenomena yang luar biasa, tetapi hal yang wajar, karena memang manusia diciptakan bergolong-golong, bahkan sudah disebutkan dalam nash. Masing-masing kelompok, agama, atau keolompok apapun tidak dapat dielakkan mereka mmpunyai ego masing-masing. Hal tersebut bukanlah menjadi permasalahan hal agama secara prinsip, tetapi hanya permasalahan dalam hal cabang agama. Dengan demikian, masing-masing masih mempunyai ego pribadi yang sangat tinggi”.
Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai penokohan, bahwa dalam menokohkan seseorang harus paham dulu dunianya terlebih dahulu. Sebagai cntoh, Heigel yang merupakan jembatan antara filsafat ke politik, karena Heigelian ada dipersimangan antara komunis dan capital. Jika tokoh filsafat dengan ideology komunisnya yaitu karl max, yang kemudian menjadi salah satu tokoh inspirasi dari PKI di Indonesia. Adalagi paham filsafat yang tidak percaya hal goib, tetapi percaya pada hal yang berbau sains, sperti alien.Paham ini disebut paham cosmicisme, sejalan dengan komunis, cosmicisme juga tida mempercayai adanya Tuhan. Sebagai contoh, Rusia yang mengembangkan pesawat ruang angkasa untuk menjelajah angkasa dan mencari keberadaan Tuhan.
Pertanyaan lain datang mahasiswa, “bagaimana peran filsafat dalam mensukseskan nterview sebuah pekerjaan “
Tanggapan prof Marsigit” filsafat itu malah menghambat proses interview, karena filsafat berentangan dengan kemauan suatu perusahaan yang melakukan interview. Filsafaft memiliki peran dalam mengolah pikiran, artinya memerdekakan diri, berpikir sesuai kemauannya, bukan kemauan perusahaan. Dalam proses interview, kita harus berpikir sesuai kemauan peng interview, artinya tidak merdeka pikiran kita.”
Pertanyaan lain mengenai metode saintifik, apakah bisa diterapkan dalam setiap pembelajaran ?
Tanggapan Prof “ bahwa menrut filsafat metode saintifik tidak bisa diterapkan ke semua pembelajaran, apalagi jika harus dikaitkan dengan kehidupan nyata. Metode saintifik itu bersifat merangkum secara umum”.
Pertanyaa lain dari mahasiswa “ bagaimana hubungan filsafat dan agama?”
Prof Marsigit menanggapi bahwa filsafat itu dipikirkan, sedangkan agama itu dyakini dalam hati. Jangan sampai terbalik, agama dipikirkan, secara akal akan kesulitan menentukan bahwa Tuhan itu ada, maka lahirlah paham ateisme. Filsafat juga jangan diyakini, karena tidak aka nada ilmu filsafat, filsafat itu ada untuk melatih cara berpikir, olah piker.
Demikian refleksi perkuliahan filsafat ilmu, kemudian ditutup oleh Prof dengan bersama membaca doa.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi. Wabarakhaatu

No comments:

Post a Comment

Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu-Etik dan Estetika Pertunjukan Wayang

Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Prof Marsigit MA. Etik dan Estetika Pertunjukan Wayang Oleh : Insan Agung Nugroho/PmC 2017 Ass...